Mengenal Sifat Yahudi dan Nashara (4)

Dan firman-Nya:
وَإِذْ قَالَ اللهُ يَا عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ ءَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُوْنِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُوْنِ اللهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُوْنُ لِي أَنْ أَقُوْلَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلاَ أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai ‘Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: ‘Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah.’?” ‘Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara-perkara ghaib.” (Al-Ma`idah: 116)
hingga firman-Nya:
أَنِ اعْبُدُوا اللهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ
“Yaitu: ‘Sembahlah Allah, Rabbku dan Rabb kalian’.” (Al-Ma`idah: 117)
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan ucapan mereka bahwa Al-Masih bin Maryam itu adalah satu di antara tiga (sesembahan), juga ucapan mereka bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengangkat seorang anak: dalam banyak tempat dalam kitab-Nya. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan besarnya kedustaan dan cercaan mereka terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala serta ucapan mungkar mereka yang hampir saja langit-langit pecah, bumi terbelah, dan gunung-gunung menjatuhi mereka. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajak mereka dalam banyak tempat dalam firman-Nya agar tidak menyembah kecuali hanya kepada sesembahan yang satu. Seperti firman-Nya:

Mengenal Sifat Yahudi dan Nashara (3)

Adapun orang-orang yang takut kepada Rabbnya, mereka mengamalkan apa yang mereka ketahui. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepada mereka ilmu dan rahmat. Sebab barangsiapa mengamalkan apa yang dia ketahui maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mewariskan kepadanya ilmu yang dia tidak ketahui. Oleh karenanya, tatkala Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan sifat kaum Nashara bahwa di antara mereka terdapat ahli ibadah dan orang yang berilmu, juga bahwa mereka tidak menyombongkan diri, maka mereka lebih dekat dengan orang-orang yang beriman (lalu beliau menyebutkan ayat di atas).
Tatkala pada mereka terdapat rasa takut dan tidak sombong, maka mereka lebih mendekati hidayah. Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan keadaan orang yang telah menjadi muslim di antara mereka:
وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَى الرَّسُوْلِ تَرَى أَعْيُنَهُمْ تَفِيْضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِيْنَ

Mengenal Sifat Yahudi dan Nashara (2)

Antara Kesombongan Yahudi dan Kebodohan Nashara Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu menjelaskan tentang sifat sombong yang menyebabkan kaum Yahudi melampaui batas dalam menolak kebenaran:
“Telah diketahui bahwa Ibrahim Al-Khalil ‘alaihissalam adalah pemimpin ahli tauhid kaum muslimin setelahnya, sebagaimana (Allah Subhanahu wa Ta’ala) menjadikannya sebagai pemimpin dan imam. serta para rasul dari keturunan beliau datang setelahnya. Maka orang Yahudi dan Nashara pun membuat berbagai macam bid’ah yang menyebabkan mereka keluar dari agama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mereka diperintahkan untuk mengikutinya, yaitu Islam dalam arti umum (yakni agama para rasul). Oleh karenanya kita diperintahkan untuk mengatakan:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَ
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang engkau beri nikmat atas mereka, bukan jalan orang yang dimurkai dan bukan pula yang sesat.” (Al-Fatihah: 6-7)
Dan telah shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:
الْيَهُوْدُ مَغْضُوْبٌ عَلَيْهِمْ وَالنَّصَارَى ضَالُّوْنَ
“Yahudi itu dimurkai dan kaum Nashara adalah orang-orang yang sesat”. (HR. Tirmidzi dari ‘Adi bin Hatim radhiyallahu 'anhu, dishahihkan Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Al-Jami’ no 8202)
Masing-masing dari dua umat ini (Yahudi dan Nashara) telah keluar dari Islam. Dan salah satu dari dua lawan Islam (yaitu kesombongan dan kesyirikan) lebih mendominasi mereka. Orang Yahudi lebih didominasi sifat sombong dan sedikit kesyirikan pada mereka, sedangkan orang-orang Nashara didominasi perbuatan kesyirikan dan sedikit kesombongan pada mereka. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan hal itu dalam kitab-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Yahudi:
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِي إسْرَائِيْلَ لاَ تَعْبُدُوْنَ إلاَّ اللهَ
“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah.” (Al-Baqarah: 83)
Dan ini merupakan pokok keislaman. Hingga firman-Nya:
وَآتَيْنَا عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوْحِ الْقُدُسِ أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُوْلٌ بِمَا لاَ تَهْوَى أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيْقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيْقًا تَقْتُلُوْنَ
“Dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada ‘Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepada kalian seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginan kalian lalu kalian angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kalian dustakan dan beberapa orang (yang lain) kalian bunuh?” (Al-Baqarah: 87)