Mengenal Sifat Yahudi dan Nashara (5)

Demikian pula Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَفَلاَ يَتُوْبُوْنَ إِلَى اللهِ وَيَسْتَغْفِرُوْنَهُ وَاللهُ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ. مَا الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلاَّ رَسُوْلٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيْقَةٌ كَانَا يَأْكُلاَنِ الطَّعَامَ انْظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ اْلآيَاتِ ثُمَّ انْظُرْ أَنَّى يُؤْفَكُوْنَ
“Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al-Masih putera Maryam hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memerhatikan ayat-ayat Kami itu).” (Al-Ma`idah: 74-75)
dan firman-Nya:

Mengenal Sifat Yahudi dan Nashara (4)

Dan firman-Nya:
وَإِذْ قَالَ اللهُ يَا عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ ءَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُوْنِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُوْنِ اللهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُوْنُ لِي أَنْ أَقُوْلَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلاَ أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai ‘Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: ‘Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah.’?” ‘Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara-perkara ghaib.” (Al-Ma`idah: 116)
hingga firman-Nya:
أَنِ اعْبُدُوا اللهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ
“Yaitu: ‘Sembahlah Allah, Rabbku dan Rabb kalian’.” (Al-Ma`idah: 117)
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan ucapan mereka bahwa Al-Masih bin Maryam itu adalah satu di antara tiga (sesembahan), juga ucapan mereka bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengangkat seorang anak: dalam banyak tempat dalam kitab-Nya. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan besarnya kedustaan dan cercaan mereka terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala serta ucapan mungkar mereka yang hampir saja langit-langit pecah, bumi terbelah, dan gunung-gunung menjatuhi mereka. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajak mereka dalam banyak tempat dalam firman-Nya agar tidak menyembah kecuali hanya kepada sesembahan yang satu. Seperti firman-Nya:

Mengenal Sifat Yahudi dan Nashara (3)

Adapun orang-orang yang takut kepada Rabbnya, mereka mengamalkan apa yang mereka ketahui. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepada mereka ilmu dan rahmat. Sebab barangsiapa mengamalkan apa yang dia ketahui maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mewariskan kepadanya ilmu yang dia tidak ketahui. Oleh karenanya, tatkala Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan sifat kaum Nashara bahwa di antara mereka terdapat ahli ibadah dan orang yang berilmu, juga bahwa mereka tidak menyombongkan diri, maka mereka lebih dekat dengan orang-orang yang beriman (lalu beliau menyebutkan ayat di atas).
Tatkala pada mereka terdapat rasa takut dan tidak sombong, maka mereka lebih mendekati hidayah. Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan keadaan orang yang telah menjadi muslim di antara mereka:
وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَى الرَّسُوْلِ تَرَى أَعْيُنَهُمْ تَفِيْضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِيْنَ