Translate

Celah-celah Tubuh Manusia yang Bisa Dimasuki Setan

Lewat manakah setan menggoda manusia ?


Jawaban :

Celah-celah yang dimasuki setan atas manusia banyak sekali. Dia antaranya, ia datang dari sisi nafsu syahwat kemaluannya, lalu ia merayunya agar berzina dan memikatnya berupa khalwat (menyendiri) dengan perempuan bukan mahram, memandang dan bergabung bersama mereka, mendengar nyanyian mereka dan semisalnya. Ia senantiasa membujuknya hingga ia terjerumus dalam perbuatan keji.

Di antaranya, ia mendatanginya dari sisi syahwat perutnya. Ia merayunya dengan memakan makanan yang haram, minum arak dan mengkonsumsi narkoba serta yang seumpamanya.

cinta sesaat sengsara di akhirat

Di Sebuah Taman Kota Metropolitan......

Para pekerja yang sibuk membersihkan kawasan taman rekreasi gempar. Raungan bunyi ambulan begitu mengejutkan ketika pagi yang masih terlalu awal ini. Kelihatan beberapa petugas kesehatan begitu sibuk memberi pertolongan kepada sepasang muda-mudi yang terperangkap di dalam sebuah Rel Kereta API di Kota tersebut. Naas bagi pasangan merpati dua sejoli itu, malaikat maut telah mencabut nyawa mereka dalam keadaan yang sungguh tragis dan memilukan.

Apa yang terjadi sebenarnya? Ternyata sepasang muda-mudi itu nekad membunuh diri dengan menutup Jalan Kereta API,pada saat itu mereka mengikat diri di rel tersebut. Akibatnya mereka mati dalam keadaan berpelukan dan saling berciuman dengan kondisi tubuh hancur di lindas Kereta api, sehingga begitu sukar pihak bertanggung jawab memisahkan antara dua jasad tersebut. Begitu �mengharukan�!. Didalam rel kereta tersebut ditemui selembar kertas yang telah mereka tanda tangani. Antara isi kandungannya; tolong jangan pisahkan mayat kami dan terus dikebumikan untuk membuktikan cinta abadi kami sehidup semati. Dan di bagian akhir surat tersebut tercatat bahwa mereka melakukan ini demi menyelamatkan cinta �sejati� yang �suci� ini karena orang tua mereka tidak merestui hubungan cinta mereka. Astaghfirullah�!

Mempertimbangkan Antara Mashlahah dan Mafsadah (akibat baik dan buruknya)

Kaidah Mashlahah dan Mafsadah
Kaidah ketiga dalam mengamalkan sunnah adalah mempertimbangkan antara mashlahah (kemaslahatan) dan mafsadah (kerusakan).
Terdapat kaidah syar'iyyah: "Apabila ada dua kerusakan saling berhadapan, maka dihindari yang paling besar bahayanya dengan melakukan yang paling ringan (bahayanya)."
Dan juga kaidah yang semisalnya: "Menghindari/menolak kerusakan lebih diutamakan daripada usaha mendatangkan kemaslahatan."
Apabila suatu kerusakan berhadapan dengan suatu kemaslahatan, maka secara umum, menolak kerusakan itu lebih didahulukan (kecuali jika kerusakan itu tidak dominan). Karena sesungguhnya perhatian pembuat syari'at terhadap perkara yang dilarang itu lebih keras daripada terhadap perkara yang diperintahkan. (Al-Asybaah wan Nazhaa`ir, karya As-Suyuuthiy hal.87)

Dan dalil-dalil yang mendukung kaidah ini dalam syari'at banyak sekali.
Di antaranya adalah hadits yang telah disepakati oleh Al-Bukhariy dan Muslim -dengan lafazh Muslim- dari hadits 'A`isyah ia berkata: "Aku bertanya kepada Rasulullah tentang Al-Jadr (batu), apakah itu termasuk rumah (Ka'bah)?" Beliau menjawab: "Ya." Aku bertanya lagi: "Mengapa mereka tidak memasukkannya ke dalam (bangunan) Ka'bah?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya kaummu tidak menyempurnakan bangunannya karena minimnya pendanaan." Aku berkata: "Lalu kenapa keadaan pintunya ditinggikan?" Beliau menjawab: "Kaummu melakukan itu agar mereka bisa memasukkan orang yang mereka kehendaki dan mencegah orang yang mereka kehendaki; dan kalau bukan karena kaummu masih dekat dengan masa jahiliyyah dan aku khawatir hati-hati mereka akan mengingkarinya: sungguh aku berpendapat untuk memasukkan Al-Jadr (batu pondasi) -yang dibangun oleh Nabi Ibrahim- ke dalam bangunan rumah (Ka'bah). Dan aku akan menempelkan pintunya dengan bumi."