SAMBUT RAMADHAN

Bagaimana Menyambut Bulan Ramadhan


Segala puji bagi Allah semata, shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.

Saudaraku muslim dan muslimah

Jika ada seorang tamu yang Anda cintai dan rindukan memberitahu bahwa ia akan datang, bagaimanakah perasaan Anda dan apa yang akan Anda lakukan?

Tidak diragukan lagi, Anda akan senang dan berbahagia, kemudian Anda akan bersiap-siap menyambut kunjungan itu dan sedapat mungkin Anda akan merapikan diri, membersihkan rumah dan menyiapkan acara-acara yang menarik dalam rangka kunjungan itu.

Wahai saudaraku, bagaimana jika tamu itu bukan saja Anda cintai, akan tetapi juga dicintai Allah, Rasul-Nya dan seluruh kaum muslimin? Bagaimana jika tamu ini selama tinggal bersarna kita, apalagi antara siang dan malamnya membawa kebaikan dan keberkahan?


Tamu yang dirnaksud itu tidak lain adalah Ramadhan, bulan yang rnulia, bulan Al-Qur’an, bulan shi’am, bulan bertahajjud dan qiyamullail, bulan kesabaran dan takwa, bulan kasih sayang, ampunan dan terbebasnya hamba dan api neraka, bulan yang terdapat di dalamnya suatu malam yang lebih baik dan seribu bulan, bulan di mana syetan dibelenggu, pintu neraka ditutup dan pintu syurga dibuka. Semoga Allah melimpahkan karunia-Nya kepada kita dan tidak berpisah dengan bulan itu kecuali ia telah menyucikan ruh dan jiwanya. Allah Ta'ala berfirman, artinya: “Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu” (Asy-Syam: 9).

Kaum salaf (pendahulu) umat ini telah memahami betapa tinggi nilai tamu tersebut. Oleh karena itu, diriwayatkan bahwa mereka berdo’a memohon kepada Allah agar mereka dipertemukan kembali dengan Ramadhan sejak enam bulan sebelumnya, dan apabila mereka mengakhirinya mereka pun -karena perpisahan itu- menangis dan berdo’a kepada Allah agar amal mereka pada bulan bulan yang lain diterima, demikian seperti dinukil Ibnu Rajab rahimahullah.

Bagaimana Umat Islam Pada Umumnya Menyambut
Bulan Ramadhan

Allah Ta`ala berfirman:

“Dan jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di muka bumi ini niscaya mereka akan . menyesatkan kamu dan jalan Allah”. (QS. Al- An’am: 116).

Dalam ayat lain disebutkan:

“Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya (QS. Yusuf: 103).

Saudaraku yang mulia,

Kalau Anda perhatikan kondisi umat Islam, maka dengan sangat disesalkan bahwa Anda akan mendapatkan kejanggalan nyata dan perbedaan jauh antara kenyataan dan syari’at Islam. Kita temukan keanekaragaman di kalangan urnat Islam dalam menyambut bulan Ramadhan, yang semua itu Rata-rata menyimpang dan apa yang disyari’atkan Allah. Di antara mereka ada yang menyambutnya dengan pesta, pawai-pawai, lagu -lagu atau nyanyian bermusik. Di antara mereka ada yang menyambutnya dengan mempersiapkan acara begadang diseRtai pemutaran film-film atau drama yang di dalamnya terdapat tabarruj (pamer aurat) dan penbuatan-penbuatan maksiat.

Padahal demi Allah, seharusnya tidaklah demikian, tidaklah menyambut Ramadhan itu dengan perbuatan maksiat, haram dan mendurhakai Penguasa semesta alam; benarlah sabda Rasulullah SAW yang artinya:

“Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan bagian apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga" (HR. Ahmad dan terdapat dalam Shahih AlJami’no.34 90).


Kepada mereka kami ingatkan dengan mengutip sabda Rasulullah SAW yang artinya:

“Sejahat-jahat umatku adalah mereka yang melahap segala kenikmatan dan memakan berbagai makanan”. (Hadits ini dihasankan oleh Al-Albani di dalam Shahih AlJaini’no.3 599).


--------------------------------------------------------------------------------

Bagaimana Kita Menyambut Bulan ini


Untuk hal in kami ringkaskan sebagai berikut:

Dengan berdo’a, semoga Allah memperpanjang umur kita sampai pada bulan Ramadhan, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian kaum salaf begitu pula memohon kepada Allah untuk diberi pertolongan dan kekuatan dalam menunaikan shaum, qjyamullail dan beramal shalih di dalamnya.

Allah Ta’ala berfirman: “Hanya kepada Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kaini minta pertolongan" (Al-Fatihah: 5).

Kebersihan dan kesucian, maksudnya adalah kebersihan ma'nawi yaitu taubat yang tulus dan sebenar-benannya dan segala dosa dan maksiat. Hal yang demikian itu wajib dilakukan setiap saat. Lalu kami ingatkan kepada para pelaku maksiat:

Pantaskah Anda menyambut hadiah dan Allah sedangkan Anda berada dalam keadaan tidak diridhai-Nya? Bagaimana Anda menunaikan shaum sedangkan Anda berbuka dengan sesuatu yang haram?

Wahai orang yang meninggalkan shalat, bagaimana mungkin ibadah puasa Anda diterima, sedangkan Anda meninggalkan rukun Islam yang kedua, padahal orang yang meninggalkannya dihukumi kafir secara mutlak?

Wahai pemakan riba, uang suap dan barang haram, bagaimana Anda melakukan shaum dan hal yang diperbolehkan sedangkan Anda berbuka dengan sesuatu yang haram?

Wahai pendurhaka kedua orang tua, bagaimana Anda dapat berpuasa dengan tenang sedangkan Rasulullah SAW melaknatmu dan malaikat Jibnil pun mengamininya?

Wahai orang-onang yang meninggalkan kewajiban dan melakukan perbuatan haram dengan mendengarkan musik, merokok dan bergaul dengan orang-orang fasik dan lain-lainnya.

Belumkah Anda mendengar sabda Nabi SAW yang artinya: “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak membutuhkan puasanya dari makan dan minum" (HR. Al Bukhari).

“Kenapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan bagian apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga" (Shahih AlJaini’).

Maka bertaubatlah dengan taubat yang tulus dan sebenar-benar taubat. Pintu taubat Alhamdulillah masih terbuka, dan taubat itu bukanlah sekedar meninggalkan perbuatan dosa, akan tetapi dengan mengembalikan hati dan hawa nafsu Anda kepada Dzat Yang Maha Mengetahui Alam Ghaib:

“Maka kembalilah kepada Allah.“ (Adz- Dzaniat: 50).

Di antara persiapan jiwa dalam rangka menyambut bulan Ramadhan, hendaknya Anda dengan sepenuh hati melakukan shaum sebaik baiknya dan beramal shalih pada bulan Sya’ban. Sebab pada bulan Sya’ban ini segala amal perbuatan diangkat kepada Allah, sebagaimana sabda Rasululah SAW yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid.

"Rasulullah SAW melakukan shaum sepanjang bulan Sya ‘ban atau melakukan shaum pada bulan itu kecuali beberapa hari saja beliau tidak melakukannya."(HR. Al-Bukhani dan Muslim).

Di antara masalah penting lainnya adalah bertafaqquh (berupaya memahami hukum-hukum shaum dan mengenal petunjuk Nabi SAW) sebelum memasuki shaum; mempelajari syarat-syarat shaurn, syarat sahnya, apa saja yang membatalkannya, hukum shaum pada hari yang diragukan, apa yang boleh, wajib atau haram dilakukan oleh seseorang yang sedang melakukan shaum, apa etika dan sunnah-sunnahnya, hukum- hukum qiyamullail berapa bilangan raka’atnya, hukum-hukum shaum bagi mereka yang berhalangan, baik karena safar (bepergian), sakit, hukum zakat fitrah dan lain sebagainya. Begitu pula mengenai petunjuk Nabi SAW dalam bulan Ramadhan yang bertalian dengan diri beliau, shaumnya, qiyamullalnya, hatinya, pemeliharaan dirinya serta keteladanan beliau dalam bertadarrus Al-Qur'an berkaitan dengan keluarga dan semua harus didahului dengan pemahaman sebelum mengamalkan.

Firman Allah Ta'ala, artinya: "Maka ketahuilah bahwa tidak ada sesembahan yang haq melainkan Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu." (Muhammad: 19).

Dalam ayat di atas Allah mendahului sebelum perkataan dan perbuatan, lalu Nabi SAW bersabda yang artinya:

“Barangsiapa dikehendaki baik oleh Allah, maka Dia memberinya kepahaman dalam agama." (Mutaffaq ‘Alaih).

Mempersiapkan acara-acara menyambut 'tamu agung'. Hendaknya Anda, keluarga dan handai taulan Anda mempersiapkan diri dalam rangka memanfaatkan waktu yang ada selama kunjungan tamu tersebut dengan sebaik-baiknya. Di antaranya dengan membaca Al Qur’an, mempelajari kemudian menghafalnya, qiyamullail, memberi ifthar (buka puasa) kepada orang-orang yang berpuasa, melakukan umrah, i’tikaf, dan berlomba-lomba dalam kebaikan dengan semangat fastabiqul khairat (benlomba-lomba dalam kebaikan), shadaqah, dzikir, penyucian jiwa dan lain sebagainya.

Saudaraku seiman yang saya cintai

Demikianlah ringkasan bagaimana kita menyambut bulan Ramadhan yang dapat kami kemukakan. Kita berdo’a semoga Allah berkenan memberi taufiq dan hidayah-Nya kepada kita agar dapat beramal shalih pada bulan Ramadhan.

Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.

No comments:

Post a Comment